Powered By Blogger

Senin, 08 Oktober 2018

DI GOA TSUR


1.     DARI RUMAH MENUJU GOA TSUR
Rasulullah SAW meninggalkan mekkah pada tengah malam, tanggal 27 Shafar tahun ke-14 kenabian. Atau bertepatan pada 12/13 September 622 M. Dan pada saat tengah malam sebelum berangkat ke Madinah, Rasulullah terlebih dahulu pergi ke teman karib yang paling dipercayainya, Abu Bakar Ash-Shidiq. Lalu keduanya berangkat bersama melewati pintu belakang. Dan mereka segera meninggalkan Makkah dengan mengejar waktu sebelum fajar menyingsing.
Tetapi Rasulullah sangat yakin bahwa orang-orang Quraisy tidak akan tinggal diam, mereka akan terus memburu. Dan kaum Quraisy sudah mengetahui bahwa rute yang paling cepat adalah rute ke arah utara. Namun untuk mengecohkan musuh beliau melewati jalur selatan, rute mengarah ke Yaman hingga sejauh 5 mil.dan tiba di wilayah gunung Tsaur.
2.     Berada Di Dalam Gua Tsur Bersama Abu Bakar
Sesampainya pada mulut Gua Tsur, Abu Bakar berkata kepada Nabi Muhammad, “Demi Allah, janganlah engkau memasuki gua ini, kecuali setelah aku memasukinya terlebih dahulu. Dan jika di dalamnya ada bahaya yang mengancam, biarlah cukup menimpaku sajadan tanpa harus melukaimu.”
Lalu Abu Bakar masuk ke dalam gua itu dan melihat keadaan yang ada di dalam gua tersebut dan membersihkan gua tersebut untuk Rasulullah SAW. Lalu Abu Bakar menemukan beberapa buah lubang. Lalu beliau merobek serban atau baju beliau untuk menyumpal lubanng tersebut agar tidak di masuki oleh biatang buas saat Rasulullah sedag beristirahat. Lalu ada sisa lubang yang belum tersumbat atau tertutup, maka lubang tersebut di tutup menggunakan kaki beliau (Abu Bakar Ash-Shidiq). Lalu setelah semuanya sudah selesai maka Abu Bakar memangil Rasulullah dan berkata, “silahkan masuk.”
Rasulullah pun masuk ke dalam gua tersebut, kemudian merebahkan tubuh beliau ke tempat yang sudah di sediakan oleh sahabat karibnya (Abu Bakar Ash-Shidiq). Dan beliau meletakkan kepala nya di pangkuan Abu Bakar Ash-Shidiq. Karena rasa letih pada saat perjalana yang sangat jauh itu, Rasulullah pun tertidur di pangkuan Sayyidina Abu Bakar. Dan tanpa sepengetahuan beliau, kaki beliau yang dibuat untuk menutupi lubang yang ada pada dinding Gua Tsur telah disengat oleh hewan yang sangat berbahaya. Dan dalam riwayat bahwa hewan tersebut adalah seekor ular. Dan dalam riwayat juga disebutkan bahwa ular tersebut ingin meyisihkan kaki Sayyidina Abu Bakar Ash-Shidiq dan tujuan seekor ular tersebut adalah ingin melihat wajah Rasulullah yang sangat mulia.
Dan pada saat itu juga, Sayyidina Abu Bakar menahan rasa sakit yang sangat luar biasa, namun ia tetap berdiam diri di tempatnya dan beliau tidak ingin mengganggu istirahat atau membangunkan Rasulullah pada saat tertidur. Tetapi setelah menahan rasa sakit yang begitu luar biasa, langsung Sayyidina Abu Bakar meneteskan air mata karena menahan rasa sakit yang begitu sangat luar biasa, air mata tersebut menetes sampai mengenai pipi Rasulullah. Lalu beliau terbangun dari tidurnya dan berkata,”Ada apa wahai Abu Bakar?”
“Aku di sengat binatang.” Jawabnya.
Lalu Rasulullah meludahi bagian kaki yang tersengat oleh binatang itu tadi, dan seketika itu rasa sakit kaki beliau langsung sembuh tak berbekas.
Beliau berdua berada dalam proses persembunyian di dalam Gua Tsur selama 3 hari 3 malam, yaitu saat malam Jum’at, malam Sabtu, dan malam Ahad. Dan pada saat persembunyian selama 3 hari 3 malam itu Abdullah Bin Abu Bakar ikut serta dalam bersembunyi di dalam Gua tersebut.
Dan Aisyah bercerita: Abdullah adalah seorang yang sangat cerdas dan cepat tanggap. Beliau menemani Rasulullah beserta Abu Bakar pada waktu malam hari dan kembali ke Makkah pada waktu sahur, sehingga beliau pada pagi harinya dapat berbaur dengan oang-orang Quraisy di Makkah.dan kemudian kembali kepada Nabi Muhammad dan Abu Bakar pada saat malam sudah tiba dengan mengabarkan informasi penting dari orang-orang Quraisy. Dan Abu Bakar juga memiliki seorang budak yang juga menemani Rasulullah dan Abu Bakar di dalam Gua yaitu, Amir Bin Fuhairah. Dan tugas dari Amir Bin Fuhairah adalah membawakan makanan kepada Rasulullah dan Abu Bakar, dan pada petang hari, Amir Bin Fuhairah menggembalakan kambing di sekitar Gua Tsur agar Rasulullah dan Abu Bakar dapat memerah susunya untuk diminum. Dan sekaligus tugas beliau adalah mengawasi tempat persembunyian-nya tersebut.
Kaum kafir Quraisy merasa sangat kesal dan geram ketika sudah di permainkan oleh Rasulullah pada saat akan mengeksekuasinya dan mereka tidak tau kemana Rasulullah itu pergi. Lalu mereka melampiaskan kekesalan nya itu dengan memukuli Sayyidina Ali Bin Abi Thalib dan beliau diseret menuju ka’bah dan mengintrogasinya, dan berharap agar orang Quraisy dapat mengetahui keberadaan Rasulullah. Dan saat mereka tidak dapat informasi dari Sayyidia Ali, mereka langsung menuju ke rumah Abu Bakar. Lalu mengetok pintu rumah Abu Bakar dan yang keluar adalah Sayyidatina Asma’ Binti Abu Bakar. Lalu orang Quraisy bertanya kepada Asma’. “Kemana bapakmu.”
Lalu Sayyidatina Asma’ menjawab, “Demi Allah, aku tidak tau kemana bapakku pergi.”mendengar jawaban dari Asma’ tersebut, lalu tangan orang yang sangat berdosa itu (Abu Jahal) menampar Sayyidatina Asma’ hingga membekas.
Dan mereka pun akhirnya mengadakan rapat, bahwa mereka memutuskan untuk menghalalkan segala cara untuk menangkap Rasululah SAW dan Abu Bakar dengan menutup seluruh jalur keluar dari Makkah, dan memberi senjata lengkap kepada para penjaga di perbatasan Arab. Dan barangsiapa yang dapat menemukan Rasulullah SAW dan Abu Bakar Ash-Shidiq baik dalam keadaan hidup maupun mati  maka akan diberi hadiah berupa 100 ekor unta.
Sebenarnya orang-orang  Quraisy sudah sampai pada mulut Gua, tetapi Allah berkehendak lain. Dalam sebuah riwayat yang di riwayatkan oleh Imam Bukhari melalui jalur Anas Bin Malik RA dari Abu Bakar ia berkata kepada Rasulullah SAW saat di dalam Gua. Saat aku dongakkan kepalaku ke atas, aku melihat kaki-kaki mereka (orang-orang Quraisy) sudah berada di mulut Gua tersebut. Dan aku berbisik kepada Rasulullah SAW. “Wahai Rasulullah bagaimana jika mereka ada yang melihat ke arah bawah, maka niscaya mereka akan melihat kita.” “Lalu beliau berkata, “diamlah wahai Abu Bakar kita hanya berdua tetapi ketiganya adalah Allah SWT. Mukjizat tersebut adalah cara Allah untuk memuliakanya. Sehingga para pemburu itu kembali dengan tangan yang sangat hampa.


Tidak ada komentar: