Powered By Blogger

Minggu, 29 Maret 2020

Santri Mengabdi (1)


Pengabdian Santri
Lorong rumah sakit itu tampak hening. Lantainya yang putih bersih ternodai oleh beberapa tetes darah. Sebelas pemuda tampak sedang duduk berjajar tak rapi di tempat duduk depan ruang UGD. Enam dari mereka memakai seragam tsanawiyah yang sudah tak beraturan lagi. Sedangkan lima yang lain memakai pakaian khas santri. Wajah mereka semua tampak pucat karena rasa khawatir yang mendalam.
Beberapa menit yang lalu, teman mereka baru saja masuk ruang UGD karena jatuh terpental dari angkutan umum. Kepalanya terbentur batu. Wajahnya tergores di aspal. Dan sekarang mereka tidak tahu bagaimana keadaannya didalam ruang kamar UGD sana. Mereka semua hanya bisa berharap dan berdo’a semoga tak terjadi apa-apa dengannya.
Kreek!!! Seorang wanita berjilbab putih dengan pakaian khas perawatnya keluar dari ruang UGD. Semua pemuda yang menunggu disitu langsung berdiri. Mereka pikir perawat itu akan memberitahu keadaan teman mereka yang terbaring lemah di kasur ruang UGD itu, tetapi pada nyatanya perawat itu hanya keluar dan berlalu begitu saja.
Dengan wajah kecewa, semua pemuda yang berstatus sebagai santri itu kembali duduk. Salah satu dari mereka tetap berdiri sambil melongokkan kepala ke jendela kecil yang berada di pintu ruang UGD itu, berniat untuk melihat keadaan temannya didalam, tetapi tak terlihat karena terhalang dokter dan para perawat yang menangani.
Mereka semua yang berada disana terus berdo’a. Santri dengan kemeja biru dan kopyah yang menutupi keningnya itu terus membaca mushaf kecil ditangannya. Mulutnya terus komat-kamit tak bersuara. Yang duduk disebelahnya adalah pemuda dengan seragam tsanawiyah tak beraturan. Mulutnya juga terus komat-kamit dengan genggaman tasbih yang terus digerakkannya.
“Saya sudah urus semua administrasinya, sekarang saya mau pergi dulu, kalian sebaiknya tetap disini menemani teman kalian itu. Siapa namanya? Yahya? Ucapkan permohonan maaf saya kepadanya dan kepada kedua orang tuanya ya, saya akan lebih berhati-hati lagi setelah ini!” ucap sopir angkot yang angkotnya ditumpangi oleh Yahya dan yang sudah menyebabkan kecelakaan itu terjadi. Beruntung ia masih mau bertanggung jawab atas kesalahannya.

Tidak ada komentar: